Minggu, 07 Juli 2013

GURU BK

PEDULIKAN MASA DEPAN MEREKA.....



BIMBINGLAH DENGAN KETULUSAN HATI...


KEMAJUAN BANGSA DI MASA DEPAN ADA DITANGAN MEREKA


RENUNGKAN SEJENAK DAN MULAILAH PEDULI DAN MEMBIMBING MEREKA HANYA DENGAN KETULUSAN HATI .... 

PRINSIP, SIFAT, FUNGSI DAN TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING


PRINSIP, SIFAT, FUNGSI DAN TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
A.    Prinsip Bimbingan Konseling
Prinsip yang berasal dari asal kata ” PRINSIPRA” yang artinya permulan dengan suatu cara tertentu melahirkan hal-hal lain , yang keberadaanya tergantung dari pemula itu, prinsip ini merupakan hasil perpaduan antara kajian teoritik dan teori lapangan yang terarah yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan yang dimaksudkan.( Halaen. 2002,: 63 )
Prinsip bimbingan dan konseling menguraikan tentang pokok – pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Prayitno mengatakan : ” Bahwa prinsip merupaka hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan” jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip – prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil – hasil teori dan praktik yang dirumuskan dan dijadikan pedoman sekaligus dasar bagi penyelenggaraan pelayanan.
Dalam memberikan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut dikelompokan menjadi :
1.      Prinsip Umum
a.       Sikap dan tingkah laku seseorang merupakan refleksi dari kepribadian seseorang,
b.      Layanan Bimbingan dan Konseling yang berhasil diawali dengan telaah kebutuhan dan kesulitan individu,
c.       Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang pada akhirnya klien dapat memecahkan masalahnya sendiri dengan kemampuaannya sendiri,
d.      Dalam proses Bimbingan dan Konseling, klien harus aktif, dinamis, banyak ide, sehingga proses Bimbingan dan Konseling berpusat pada klien,
e.       Apabila permasalahan individu tidak dapat ditangani oleh petugas Bimbingan dan Konseling, maka diperlukan reveral,
f.       Program Bimbingan dan Konseling tidak boleh bertentangan dengan program pendidikan,
g.      Petugas Bimbingan dan Konseling hendaknya memiliki kemampuan professional sebagai konselor,
h.      Dalam program Bimbingan dan Konseling hendaknya dilakukan evaluasi secara terprogram untuk mengetahui keberhasilannya.
2.      Prinsip yang berhubungan dengan sasaran Bimbingan dan Konseling.
Sasaran layanan Bimbingan dan Konseling adalah klien. Agar berhasil, layanan Bimbingan dan Konseling perlu memperhatikan beberapa prinsip, antara lain :
a.       Bimbingan dan Konseling melayani semua siswa tanpa pandang bulu,
b.      Program Bimbingan dan Konseling berpusat pada siswa,
c.       Bimbingan dan Konseling harus menjangkau keunikan individu,
d.      Layanan Bimbingan dan Konseling harus berdasar perkembangan individu,
e.       Dalam memberikan layanan Bimbingan dan Konseling harus dipahami mengenai kesamaan dan perbedaan setiap individu.
3.      Prinsip yang berkaitan dengan petugas Bimbingan dan Konseling
a.       Petugas Bimbingan dan Konseling melakukan tugasnya sesuai dengan kemampuan dan kewenangan masing-masing,
b.      Petugas Bimbingan dan Konseling dipilih berdasar kualifikasi kemampuan dan minat,
c.       Petugas Bimbingan dan Konseling pada dasarnya perlu mendapat kesempatan untuk meningkatkan dan mengembangkan diri,
d.      Petugas Bimbingan dan Konseling perlu mendasarkan diri atas data-data yang valid dari klien,
e.       Petugas Bimbingan dan Konseling harus menjaga kerahasiaan pribadi kliennya,
f.       Petugas Bimbingan dan Konseling perlu memperhatikan hasil-hasil penelitian bimbingan dalam rangka pengembangan kurikulum di sekolah.
4.      Prinsip-prinsip konseling
a.       Konseling merupakan alat yang sangat penting dalam keseluruhan program bimbingan,
b.      Dalam konseling terlibat dua individu, konselor dan klien,
c.       Interview merupakan media dalam proses konseling,
d.      Konseling menitik beratkan masalah sikap dan mental,
e.       Konseling menitik beratkan penghayatan emosional dari pada intelektual,
f.       Konseling terjadi dalam suatu jalinan hubungan khas antara konselor dan klien,
g.      Konseling dilakukan oleh orang yang memiliki kualifikasi professional tertentu,
h.      Tujuan konseling, agar individu :
1)      Memperoleh pemahaman diri (self knowledge),
2)      Mampu menerima dirinya sendiri (self confidence),
3)      Mampu mengarahkan dirinya sendiri (self direction),
4)      Mampu menemukan dirinya sendiri,
5)      Mampu menghindarkan diri dari kecemasan,
6)      Mampu mengaktualisasi dirinya sendiri (self actualitation),
7)      Mampu memecahkan masalahnya sendiri (self solution),
8)      Mampu menghayati kebahagiaan hidupnya.
B.     Sifat Bimbingan dan Konseling.
Beberapa ahli mengatakan adanya perbedaan antara pengertian sifat dan fungsi, namun tak sedikit ahli yang mengatakan bahwa sifat dan fungsi tidak ada perbedaan yang tajam.
Pengertian sifat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (2003: 1062), disebutkan antara lain :
  • Peri keadilan yang menurut kodratnya ada pada sesuatu (benda, orang, dsb.).
  • Ciri khas yang ada pada sesuatu (untuk membedakan dari yang lain).
  • Dasar watak (dibawa sejak lahir), tabiat.
Sedangkan fungsi merupakan bagian utama dari cabang kerja yang selanjutnya terbagi menjadi aktivitas. (Marbun. 2003: 79). Menurut Nurihsan A. J. dan Sudianto A. (2004: 13-15) sifat dan fungsi dalam Bimbingan dan Konseling selalu berurutan atau bersanding, berikut pendapat dari Nurihsan A. J. dan Sudianto A. Ada 5 macam sifat Bimbingan dan Konseling antara lain: (1) pencegahan, (2) penyembuhan, (3) perbaikan, (4) pemeliharaan, dan (5) pengembangan. Sedangkan fungsi Bimbingan dan Konseling ada 4 macam, yaitu (1) fungsi pemahaman, (2) fungsi penyaluran, (3) fungsi adaptasi, (4) fungsi penyesuaian.
Adapun tokoh-tokoh lain yang menyatakan bahwa sifat dan fungsi Bimbingan dan Konseling itu sama, namun kami lebih condong terhadap pendapat dari Nurihsan A. J. dan Sudianto A. yang sudah disebutkan di atas. Secara singkat berikut adalah penjabaran dari 5 macam sifat Bimbingan dan Konseling
1.      Pencegahan.
Bimbingan dan Konseling berusaha mencegah siswa dari berbagai masalah yang mungkin timbul, yang dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
2.      Penyembuhan.
Bimbingan dan Konseling diusahakan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dialami oleh siswa.
3.      Perbaikan.
Bimbingan dan Konseling hendaknya memperbaiki kondisi siswa dari permasalahan yang dihadapinya sehingga dapat berkembang secara optimal.
4.      Pemeliharaan.
Bimbingan dan Konseling bersifat memelihara kondisi individu yang sudah baik agar tetap baik.
5.      Pengembangan.
Bimbingan dan Konseling bersifat mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif individu dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
C.     Fungsi Bimbingan dan Konseling.
Sebagaimana diuraikan di muka bahwa fungsi merupakan bagian utama dari cabang kerja yang selanjutnya terbagi menjadi aktivitas. Dengan demikian yang dimaksud dengan fungsi Bimbingan Konseling adalah hal-hal yang terkait dengan aktivitas yang dilakukan dalam pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Menurut para ahli Bimbingan dan Konseling itu diungkapkan sebagai berikut.
1.      Menurut Priyatno dan Amati E. (2004: 194) menyebutkan bahwa fungsi Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah :
a.       Fungsi pemahaman,
b.      Fungsi pencegahan,
c.       Fungsi pengentasan,
d.      Fungsi pemeliharaan dan pengembangan,
2.      Menurut Nurihsan A.J. (2006: 8-9) menyebutkan bahwa Bimbingan Konseling minimal mempunyai 4 fungsi :
a.       Fungsi pengembangan,
b.      Fungsi penyaluran,
c.       Fungsi adaptasi,
d.      Fungsi penyesuaian,
3.      Menurut Tohirin menyebutkan bahwa penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling khususnya di sekolah atau madrasah memiliki 9 fungsi :
a.       Fungsi pencegahan (preventif),
b.      Fungsi pemahaman,
c.       Fungsi pengentasan,
d.      Fungsi pemeliharaan,
e.       Fungsi penyaluran,
f.       Fungsi penyesuaian,
g.      Fungsi pengembangan,
h.      Fungsi perbaikan,
i.        Fungsi advokasi,
Berikut penjelasan secara singkat tentang fungsi Bimbingan dan Konseling di sekolah dari pendapat Nurihsan A.J.
1.      Fungsi pemahaman.
Yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan siswa.
2.      Fungsi penyaluran.
Adalah dapat membantu siswa dalam memilih jurusan, jenis sekolah, ataupun pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri kepribadian lainnya.
3.      Fungsi adaptasi.
Yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling dalam hal membantu petugas-petugas di sekolah khususnya guru untuk mengadaptasikan program pendidikan dengan minat kemampuan, kebutuhan peserta didik.
4.      Fungsi penyesuaian.
Yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh kemajuan dan berkembang secara optimal.
Bimbingan dan Konseling diarahkan pada terselenggaranya dan terpenuhinya keperluan akan bantuan dalam hal pendekatan, informasi dan orientasi, konsultasi dan komunikasi kepada siswa dan pihak-pihak yang berkepentingan.
D.    Tujuan Bimbingan dan Konseling.
Menurut Marbun (2003: 376), tujuan merupakan hasil akhir yang ditentukan agar dicapai dalam waktu tertentu oleh perusahaan, organisasi atau orang yang dibebani tanggung jawab untuk itu.
Demikian pula, dalam Bimbingan dan Konseling di sekolah, khususnya sekolah dasar (SD) juga memiliki tujuan yang akan dicapai. Di bawah ini disampaikan beberapa pendapat ahli berkaitan dengan tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah sebagai berikut.
1.      Menurut Nurihsan A.J. (2006) membedakan antara tujuan Bimbingan dan tujuan Konseling. Tujuan layanan bimbingan dijelaskan Nurihsan (2006: 8) agar individu dapat :
a.       Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier, serta kehidupan pada masa yang akan datang,
b.      Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin,
c.       Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya, dan
d.      Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat ataupun lingkungan kerja,
Adapun tujuan konseling pada umumnya dan di sekolah pada khususnya menurut Shertzer dan Stone (dalam Nurihsan, 2006: 12), sebagai berikut:
a.       Mengadakan perubahan perilaku pada klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan,
b.      Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif,
c.       Penyelesaian masalah,
d.      Mencapai keefektifan pribadi,
e.       Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya.
2.      Menurut Fakih A.R. (2004: 36-37), tujuan Bimbingan dan Konseling Islami adalah sebagai berikut:
a.       Tujuan umum : membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
b.      Tujuan khusus :
1)      Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.
2)      Membantu individu mengatasi masalah yang dihadapinya.
3)      Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik/yang telah baik agar tetap baik/ menjadi lebih baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.
3.      Menurut Nurihsan A.J. dan Sudianto A. (2005: 10), tujuan Bimbingan dan Konseling adalah membantu idividu dalam mencapai :
a.       Kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan,
b.      Kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat,
c.       Hidup bersama dengan individu-individu lain, dan
d.      Harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.
Selanjutnya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapat kesempatan untuk :
1.      Mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu,
2.      Mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistik,
3.      Mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesuliatan sendiri,
4.      Mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal,
5.      Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama,
6.      Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan di dalam lingkungannya,
7.      Mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai dengan tugas perkembangannya sampai batas optimal.
Kemudian apabila ditinjau dari pihak peserta didik, tujuan Bimbingan dan Konseling ialah agar mereka dapat :
1.      Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin,
2.      Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri,
3.      Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya yang meliputi lingkungan sekolah, khususnya SD, keluarga, pekerjaan, sosial ekonomi dan kebudayaan,
4.      Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalahnya,
5.      Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat dan bakatnya, dalam bidang pendidikan dan pekerjaan,
6.      Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar SD untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di SD tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Rubino Rubiyanto, dkk. 2008. Bimbingan Konseling SD. Surakarta: Badan Penerbit-FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Minggu, 09 Juni 2013

Tujuan Bimbingan dan Konseling

TUJUAN BK

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sekolah dasar bertanggung jawab memberikan pengalaman-pengalaman dasar kepada anak,yaitu kemampuan dan kecakapan membaca,menulis dan berhitung,pengetahuan umum serta perkembangan kepribadian,yaitu sikap terbuka terhadap orang lain,penuh inisiatif,kreatifitas,dan kepemimpinan,ketrampilan serta sikap bertanggung jawab guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggung jawab untuk memahami anak dan membantu perkembangan social pribadi anak.
Bimbingan itu sendiri dapat diartikan suatu bagian integral dalam keseluruhan program pendidikan yang mempunyai fungsi positif,bukan hanya suatu kekuatan kolektif.proses yang terpenting dalam pentingnya bimbingan adalah proses penemuan diri sendiri. Hal tersebut akan membantu anak mengadakan penyesuaian terhadap situasi baru,mengembangkan kemampuan anak untuk memahami diri sendiri dan meerapkannya dalam situasi mendatang.
Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak,tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan,minat dan kemampuan yang harus berkembang.







B.    Rumusan Masalah
1.     Apakah Pengertian Bimbingan itu?
2.     Apakah Pengertian Konseling itu?
3.     Bagaimanakah Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?
C.    Maksud dan Tujuan
1.     Pembaca dapat memahami pengertian Bimbingan setelah membaca makalah ini.
2.     Pembaca dapat memahami pengertian Konseling setelah membaca makalah ini.
3.     Setelah membaca makalah ini pembaca bisa memahami bagaimanakah Bimbingan dan Konseling itu di Sekolah Dasar.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
      I.          Pengertian Bimbingan
Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer & Stone (1966:3) menemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan) Beberapa pendapat lain dari para tokoh mengenai pengertian bimbingan adalah sebagai berikut :
1)     Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2)     Winkel (2005:27) mendefenisikan bimbingan:
1.     suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri.
2.     suatu cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya.
3.     sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup.
4.     suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan.
3)     Djumhur dan Moh. Surya, (1975:15) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat.
4)     Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.
5)     Pengertian bimbingan konseling berdasarkan SK Mendikbud no.025/D/1995, disebutkan sebagai “pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan pada norma-norma yang berlaku”.

    II.          Pengertian Konseling

1)     Menurut Cavanagh, konseling merupakan “a relationship between a trained helper and a person seeking help in which both the skills of the helper and the atmosphere that he or she creates help people learn to relate with themselves and others in more growth-producing ways.” Hubungan antara seorang penolong yang terlatih dan seseorang yang mencari pertolongan, di mana keterampilan si penolong dan situasi yang diciptakan olehnya menolong orang untuk belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain dengan terobosan-terobosan yang semakin bertumbuh (growth-producing ways).
2)     (Pepinsky dalam Shertzer & Stone, 1974) konseling interaksi yang (a) terjadi antara dua orang individu ,masing-masing disebut konselor dan klien ; (b) terjadi dalam suasana yang profesional (c) dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudah kan perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien.
3)     (Smith, dalam Shertzer & Stone, 1974) suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat interprestasi-interprestasi tetang fakta-fakta yang berhubungan dengn pilihan,rencana,atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat.
4)     (Mc. Daniel,1956) suatu pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kapadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinyasendiri dan lingkungan.
5)     Konseling merupakan suatu proses untuk memebantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangn dirinya,dan untuk mencapai perkembangan yang optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya ,proses tersebuat dapat terjadi setiap waktu. (Division of Conseling Psychologi).
6)     Prayitno dan Erman Amti (2004:105) konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
7)     Winkel (2005:34) mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.

B.    BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR
sekolah dasar bertanggung jawab memberikan pengalaman-pengalaman dasar kepada anak,yaitu kemampuan dan kecakapan membaca,menulis dan berhitung,pengetahuan umum serta perkembangan kepribadian,yaitu sikap terbuka terhadap orang lain,penuh inisiatif,kreatifitas,dan kepemimpinan,ketrampilan serta sikap bertanggung jawab guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggung jawab untuk memahami anak dan membantu perkembangan social pribadi anak.
Bimbingan itu sendiri dapat diartikan suatu bagian integral dalam keseluruhan program pendidikan yang mempunyai fungsi positif,bukan hanya suatu kekuatan kolektif.proses yang terpenting dalam pentingnya bimbingan adalah proses penemuan diri sendiri. Hal tersebut akan membantu anak mengadakan penyesuaian terhadap situasi baru,mengembangkan kemampuan anak untuk memahami diri sendiri dan meerapkannya dalam situasi mendatang.
Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak,tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan,minat dan kemampuan yang harus berkembang.
1.     tindakan preventif di sekolah dasar tuntutan untuk mengadakan identifikasi secara awal diakui kebenarannya oleh para ahli bimbingan karena:
a.      Kepribadian anak masih luwes,belum menemukan banyak masalh hidup,mudah terbentuk dan masih akan banyak mengalami perkembangan.
b.     Orang tua murid sering berhubungan dengan guru dan mudah dibentuk hubungan tersebut,orang tua juga aktif pendidikan anaknya disekolah.
c.      Masa depan anak masih terbuka sehingga dapat belajar mengenali diri sendiri dan dapat menghadapi suatu masalah dikemudian hari.
d.     Bimbingan tidak hanya pada anak yang bermasalah melai8nkan pandangan bimbingan dewasa ini yaitu menyediakan suasana atau situasi perkembangan yang baik,sehingga setiap anak di sekolah dapat terdorong semangat blejarnya dan dapat mengembangkan pribadinya sebik mungkin dan terhindar dari praktik-praktik yang merusak perkembangan anak itu sendiri.
2.     kesiapan disekolah dasar
Konsep psikologi belajar mengenai kesiapan belajar menunjukan bahwa hambatan pendidikan dapat timbul jika kurikulum diberikan kepada anak terlalu cepat/terlalu lambat,untuk menghadapi perubahan dan perkembangan pendidikan yang terus menerus perlu adanya penyuluhan untuk menumbahkan motivasi dan menciptakan situasi balajar dengan baik sehingga diperoleh kreatifitas dan kepemimpinan yang positif pada aktrifitas melalui penyuluhan kepada orang tua dan murid.




C.    LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Layanan Bimbingan dan Konseling didasarkan atas PP Nomor 28 Tahun 1990 Bab X Pasal 25 Ayat (1) yang menyatakan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Berdasarkan pedoman Bimbingan dan Penyuluhan siswa di Sekolah Dasar Tahun 1995/1996, layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan agar para siswa dapat mewujudkan diri sebagai pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, pelajar kreatif dan pekerja produktif.
1.     Tujuan Bimbingan dan Konseling
a.      Tujuan Umum
Bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tugas-tugas perkenbangan yang meliputi belajar, pribadi-sosial, dan karir.
b.     Tujuan khusus
v Aspek perkembangan belajar membantu siswa agar :
- Mengembangkan keterampilan dasar.
- Dapat melaksanakan keterampilan fisik sederhana yang diperlukan dalam teknik
belajar secara efektif.
- Mampu belajar secara efektif.
- Dapat menetapkan tujuan dan rencana belajar.
- Dapat mencapai prestasi belahar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya.
- Memiliki keterampilan dan kesiapan untuk menghadapi ulangan atau evaluasi belajar.
v Aspek perkembangan pribadi-sosial membantu siswa agar:
- Memiliki pemahaman diri, yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal keunikan yang ada pada dirinya.
- Menanamkan dan mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
- Mengembangkan moral dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku.
- Mampu bergaul dan bekerja dengan orang lain, mampu menghargai orang lain.
- Mampu menjadi pribadi yang mandiri, memiliki rasa tanggung jawab.
- Mengembangkan keterampilan huungan antar pribadi.
- Dapat menyelesaikan konflik.
- Dapat membuat keputusan dengan baik.
v Aspek perkembangan karir membantu agar:
- Mengenal macam-macam pilihan kelanjutan studi ke jenjang berikutnya.
- Menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan.
- Mengeksplorasi arah minat karir.
2.     Kegiatan operasional BK
v Memahami siswa melalui kegiatan
- Menelaah identitas dan latar belakang kehidupan siswa, keluarga, sosial dan pendidikan.
- Mengidentifikasi cita-cita siswa dan harapan orang tua.
- Mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh siswa.
- Mengidentifikasi kecenderungan perilaku bermasalah dan penyimpangan perilaku siswa.
- Diagnosis kesulitan belajar.
- Mengidentifikasi kesulitan belajar.
- Mengidentifikasi kemampuan potensial.
- Analisis tindakan pelayanan BK.
3.     Layanan orientasi dan informasi
- Orientasi dan informasi tentang sekolah.
- Orientasi dan informasi tentang cara dan kebiasaan belajar yang efektif.
- Orientasi pemahamnan diri tentang bakat, minat, kemampuan dan cita-cita.
- Orientasi pemahaman nilai-nilai.
- Orientasi pemahaman lingkungan pendidikan dan pekerjaan.
- Orientasi hambatan dan pemecahannya.
- Orientasi merencanakan masa depan.
4.     Layanan bimbingan penempatan dan penyaluran
- Penempatan dalam kelas.
- Pemilihan program khusus.
- Pembentukan kelompok belajar.
5.     Layanan responsif (individual/kelompok)
Sebagai bentuk layanan pemecahan masalah siswa yang berkenaan dengan pribadi, sosial,
karir, dan masalah pengembangan pendidikan. Layanan bimbingan yang termasuk :
v Bimbingan Belajar
- Mengembangkan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
- Keterampilan belajar, program perbaikan dan pengayaan.
v Bimbingan sosial pribadi
- Cara mengendalikan emosi.
- Mengatur waktu secara efektif.
- Menggambarkan situasi di sekolah dan di rumah serta keterkaitannya.
- Resolusi konflik.
- Memahami keunikan pribadi.
- Mengembangkan sikap yang positif.
- Memahami nilai-nilai yang berlaku di lingkungan.
- Belajar bertanggungjawab.
- Mengembangkan keterampilan social.
v Bimbingan karir
- Mempersiapkan rencana pendidikan, karir, tujuan sosial pribadi yang didasarkan .atas pengetahuan dan pemahaman yang menyeluruh tentang diri
- Pemahaman informasi yang menyeluruh tentang sekolah.
- Pengembangan minat atau hobi.
- Eksplorasi dunia karir dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam
Rangka.
v pencapaian tujuan
- Mengambil keputusan yang merefleksikan pencapaian tujuan dirinya.



BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer & Stone (1966:3) menemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan).Sedangkan konseling yaitu hubungan antara dua orang penolong dan seseorang yang mencari pertolongan ( konselor dank lien ). Layanan Bimbingan dan Konseling didasarkan atas PP Nomor 28 Tahun 1990 Bab X Pasal 25 Ayat (1) yang menyatakan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
B.    SARAN
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah  ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun mengenai penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada khususnya dan mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta pada umumnya.